Thursday, July 31, 2008

Q.S Ar-Rahman...

Selasa, 29 Juli 2008

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Akhir-akhir ini saya sering mengeluh, saya berada dalam kebimbangan, dan saya meninabobokan jiwa dan raga saya ini. Padahal suatu waktu saya pernah berpesan kepada salah seorang teman saya, yang isinya kurang lebih seperti ini: Wahai jiwa yang lelah raganya kuberi kau dua pilihan, maju dan mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya atau diam dan dilindas jaman. Huh… inilah tanda bahwa saya belum jujur, belum menyelaraskan ucapan dan tingkah laku.

Hari ini saya mendengar dua kali bacaan Al-Quran surat Ar-Rahman. Pertama dibaca sesuai dengan keinginan sendiri, dan kedua ketika saya menyalakan tv, kebetulan (entah benar atau tidak saya menyebutnya kebetulan) di salah satu televisi swasta yang khusus menyiarkan tentang keislaman. Tidak ada yang istimewa apabila saya melihat dari satu sisi, kejadian biasa saja. Namun apabila iman sudah tertanam pada diri saya, saya pasti yakin bahwa Allah sedang berbicara pada saya. Apa yang saya lakukan selanjutnya? Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, saya belum mempunyai sikap jujur. Saya yakin bahwa ada pesan di segala sesuatu tapi saya tidak menelaah lebih jauh. Sama seperti hal ini, minimal saya mencari terjemahan dari surat Ar-Rahman tanpa ada tindak lanjut dari aplikasinya.

Dari surat ini saya mendapatkan 3 poin penting:

  1. Allah mengajar manusia pandai berbicara; pohon- pohonan dan tumbuh- tumbuhan tunduk kepada Allah; Allah selalu dalam kesibukan; seluruh alam merupakan nikmat Allah terhadap ummat manusia; manusia diciptakan dari tanah dan jin dari api.
  2. Hukum-hukum: Kewajiban mengukur, menakar, menimbang dengan adil.
  3. Dan Lain-lain: Manusia dan jin tidak dapat melepaskan diri dari kekuasaan Allah s.w.t. banyak dari ummat manusia yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan; nubuwat tentang hal-hal yang akan terjadi dan hal-hal itu benar- benar terjadi seperti tentang terusan Sues dan Panama.

Yang saya garis bawahi adalah, Allah selalu dalam kesibukan. Nah, saya?! Ada amanah kecil saja dipikirkan dan dipertimbangkan begitu lama. Jujur, saya masih berkehendak semau saya sendiri. Melanggar aturan dan menganggap remeh nasehat orang lain. Ya Allah lindungilah hamba dari kerasnya hati. Jangan tutup pintu hati ini dari semua cahaya-Mu. Ya Allah, setega itukah saya?

1 comment:

Abu Hasna said...

dalam ar-rahman, Allah swt menerangkan berbagai macam nikmat yg Dia berikan kita sebagai hambanya. Lalu bertanya, nikmat-Nya yg manakah yg kita ingkari ? Dan pertanyaan ini berulang-ulang bukan hanya sekali/

'Ulama katakan, nikmat yg paling agung adalah nikmat agama. Karena dalam sebuah hadits Baginda Nabi saw katakan, yg maknanya kurang lebih, "Bila Allah menyayangi seorang hamba, maka Allah akan berikan kepahaman dalam perkara agama"

Jadi kekayaan, pangkat dlsb yg bersifat keduniaan itu semua merupakan ujian, bukan tolok ukur kasih sayang Allah terhadap seorang hamba.

Wallahu a'lam.